Di masa yang serba modern sekarang ini banyak kebudayaan atau kesenian dari daerah mulai hilang, tapi masih ada juga daerah yang masih bertahan dan bahkan mengembangkan kebudayaan tersebut sebagai identitas daerah tersebut. Di Bali kesenian dan kebudayaannya masih terjaga dengan kuat. Kalau dilihat dari segi agama adat dan budaya bisa menyatu dengan harmonis. Di Bali mungkin menyadari meskipun agama Hindu berasal dari India bukan berarti orang Bali harus menjadi orang India, tetapi tetap menjadi orang Bali. Disini saya akan menyajikan salah satu kesenian atau kebudayaan Ujung Timur Pulau Jawa yaitu Kota Banyuwangi. Salah satu kesenian tersebut adalah Gandrung. Di era yang serba modern ini orang sudah banyak melupakan kesenian budaya daerah, padahal kesenian dan budaya tersebut mencerminkan ciri khas kesenian daerah dan merupakan rasa keindahan untuk dinikmati. Grandung adalah kesenian tari dari jaman dulu. Pada waktu itu kesenian banyak diminati semua orang. Gandrung ini biasanya dipertontonkan pada waktu penduduk mempunyai hajatan atau upacara adat. Misalkan upacara perkawinan atau khitanan biasanya gandrung sebagai suguhan kesenian untuk meramaikan upacara tersebut. Tetapi saat ini kesenian ini sudah jarang sekali untuk ditampilkan, mungkin saat ini orang sudah mulai malas untuk melihat atau mengundang kesenian gandrung tersebut.
Selain orang malas untuk menontonya atau mungkin karena tergeser oleh kesenian modern sehingga generasi muda merasa malu untuk melestarikannya, selain itu juga juga bertabrakan dengan hukum-hukum agama yang ada di Banyuwangi. Tetapi meskipun dianggap sudah sekarat kesenian gandrung masih eksis setidaknya setiap setahun sekali yaitu pada acara upacara adat Seblang. Di Banyuwangi ada 2 daerah yang mengadakan Seblang. Seblang ini sejenis ruwatan desa. Seblang disini diperankan seorang gadis yang masih suci dan gadis ini menarikan tarian secara tidak sadar sampai acara upacara ini selesai. Jika kita membicarakan mengenai tarian yang dilakukan dengan tidak sadar atau di alam bawah sadar berarti ini juga dihubungkan dengan magis. Sebelum gadis yang menarikan seblang ini diberikan mantra oleh pawangnya dan setelah itu gadis itu memasukan alam bawah sadar ia menari mengikuti alunan musik gamelan yang ditabuh. Sebelum sampai acara puncak tari ini tentunya sebelumnya diadakan juga upacara-upacara tertentu.
Sabtu, 02 Mei 2009
Langganan:
Postingan (Atom)